Membaca Latour

Geger Riyanto & Agus S. Ekomadyo & Haekal P. Furqon & Jan M. Ekklesia & Nuruddin Al Akbar & Luthfi B. Riziq & Luqman Banuzzaman & Rangga K. Mahaswa & Devina B. Oswan & Rahmad Tri Hadi & Raja Cahaya Islam & Syarif Maulana & Mardohar B.B. Simanjuntak

Language: Indonesian

Publisher: Antinomi

Published: Jun 1, 2023

Description:

Proyek buku Membaca Latour ini awalnya berlangsung spontan. Tak lama setelah sang filsuf wafat tanggal 9 Oktober 2022, saya dan Taufiqurrahman dari Antinomi Institute tiba-tiba sepemikiran untuk “melakukan sesuatu”. Pada mulanya, kami terpikir untuk merancang peringatan 40 hari meninggalnya Bruno Latour, tetapi setelah dipikir-pikir, alangkah lebih berfaedahnya jika kami menginisiasi buku yang berisi kompilasi tulisan tentang Latour. Menurut kami, untuk mengumpulkan artikel berkenaan dengan pemikiran Latour ini tidak akan terlalu sulit mempertimbangkan cukup banyaknya pembaca Latour di Indonesia. Sat set sat set … jadilah proyek ini, yang dijalankan dengan tertatih-tatih oleh Antinomi Institute dan Kelas Isolasi.

Setelah dikumpulkan, total kami menerima 14 naskah dan seca- ra umum seluruhnya layak untuk dimuat dengan beberapa catatan. Sebagai contoh, kami para reviewer sempat berdebat terkait tulisan Luqman Banuzzaman berjudul “Refleksi Bruno Latour tentang Islamisasi Sains” yang pada pokoknya menawarkan “Islamisasi Sains”. Kami ragu bahwa “Islamisasi Sains” benar-benar konsep yang sejalan dengan gagasan Latour, tetapi akhirnya kami putus- kan untuk tetap memuatnya dengan alasan pertama, mungkin saja pemahaman kami tentang literatur Latour juga kurang memadai untuk membantah tulisan Luqman; dan alasan kedua, alangkah lebih indah jika tulisan tersebut tetap dimuat supaya memancing perdebatan intelektual yang sehat.

Sisanya, lebih banyak masalah teknis: ketidaksesuaian dengan format, jumlah kata yang terlalu sedikit, atau topik yang tumpang tindih satu sama lain. Terlepas dari berbagai kekurangan tersebut, termasuk dari kami selaku pihak penyelenggara yang begitu berjibaku menyelesaikan proyek-tiba-tiba ini di tengah kesibukan masing-masing, mudah-mudahan buku Membaca Latour menjadi wacana intelektual yang menyegarkan bagi masyarakat kita. Bagaimanapun kita tidak dapat pungkiri, Latour adalah pemikir yang begitu dahsyat menerabas sekat-sekat antar disiplin, hingga ia menyebutnya sendiri, “Buku-buku saya tidak pernah berada dalam satu kategori rak yang ajek.”

Penerbitan ini juga tidak akan terwujud tanpa kontribusi para rekan, khususnya Risalatul Hukmi, Fajar Nurcahyo, Khairil Maqin, Raja Cahaya Islam, Pambudi Driya, dan Puspasari S. Susanto.

Akhir kata, selamat membaca samudra pemikiran Latour dalam cakrawala tafsir para penulis dan pemikir Indonesia.

- https://antinomi.org/product/membaca-latour/